JENIS-JENIS PENILAIAN DALAM
ASSESMENT
A.
PENILAIAN FORMATIF
1) Pengertian Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah penilaian hasil belajar yang
bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah
terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu
diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti
“bentuk”. (Sudijono, 2005 : 71)
Penilaian formatif ini biasa dilaksanakan di
tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap
kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan.
Di sekolah-sekolah penilaian formatif ini biasa dikenal dengan istilah “ulangan
harian”. Materi dari penilaian formatif ini pada umumnya ditekankan pada
bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas
butir-butir soal, baik yang termasuk kategori mudah maupun yang termasuk
kategori sukar (Sudijono, 2005 : 71).
Penilaian Formatif juga berguna dalam menganalisis materi pembelajaran, dan
prestasi belajar siswa, dan efektifitas guru Wally Guyot (1978)
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwasannya penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan pada saat
berlangsungnya proses belajar mengajar atau setiap akhir pembahasan suatu pokok
bahasan/ topik agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai
kemajuan yang telah dicapai.
2)
Tujuan, Fungsi dan Manfaat Tes
Formatif
(a)
Tujuan
Penilaian Formatif
1.
Penilaian formatif adalah mengetahui
sejauh mana program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus
mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahui hambatan dan hal-hal yang
menyebabkan program tidak lancar, pengambilan keputusan secara dini dapat
mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program.
2.
Untuk memastikan tujuan yang
diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu produk atau
program.
(b)
Fungsi
Penilaian Formatif
1.
Fungsi utama dari penilaian formatif
adalah untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar,
dengan demikian dapat dipakai untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
2.
Untuk mengetahui masalah dan
hambatan kegiatan belajar mengajar termasuk metode belajar dan pembelajaran
yang digunakan guru, kelemahan dan kelebihan seorang siswa.
3.
Untuk memperbaiki proses
pembelajaran kearah yang lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan atau
rencana pembelajaran.
(c)
Manfaat
Penilaian Formatif
1.
Bagi Siswa
a)
Digunakan untuk mengetahui apakah
siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh.
b)
Merupakan penguatan bagi siswa.
Dengan mengetahui bahwa penilaian yang dikerjakan sudah menghasilkan skor yang
tinggi sesuai dengan yang diharapkan, maka siswa merasa mendapat “anggukan
kepala” dari guru, dan ini merupakan suatu tanda bahwa apa yang sudah
dimiliki merupakan pengetahuan yang benar. Dengan demikian maka pengetahuan itu
akan bertambah membekas diingatan. Disamping itu tanda keberhasilan suatu
pelajaran akan memperbesar motivasi siswa untuk belajar lebih giat, agar dapat
mempertahankan nilai yang sudah baik itu atau memperoleh lebih baik itu.
c)
Usaha perbaikan. Dengan umpan balik
(feed back) yang diperoleh setelah melakukan tes siswa mengetahui
kelemahan-kelemahannya. Sehingga siswa mengetahui bab mana yang dirasa belum
dikuasainya. Dengan demikian ada motivasi untuk meningkatkan penguasaan.
d)
Sebagai diagnosa. Bahwa pelajaran
yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan serangkaian pengetahuan dan
ketrampilan. Dengan mengetahui hasil penilaian formatif, siswa dengan jelas
dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit.
2.
Manfaat bagi guru
a)
Mengetahui sampai sejauh mana bahan
yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pula
apakah guru itu harus menggantikan cara menerangkan (strategi mengajar) atau
tetap dapat menggunakan cara (strategi) yang lama.
b)
Mengetahui bagian-bagian mana dari
bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa. Apabila bagian yang belum
dikuasai kebetulan merupakan bahan prasyarat bagi bagian pelajaran yang lain,
maka bagian itu harus diterangkan lagi, dan barangkali memerlukan cara atau
media lain untuk memperjelas. Apabila bahan ini tidak diulangi, maka akan
mengganggu kelancaran pemberian bahan pelajaran selanjutnya, dan siswa akan
semakin tidak dapat menguasainya
c)
Dapat meramalkan sukses dan tidaknya
seluruh program yang akan diberikan.
d)
Memperbaiki program pengajaran atau
satuan pelajaran di masa mendatang, terutama dalam merumuskan tujuan
intruksional, organisasi bahan. Kegiatan belajar-mengajar dan pertanyaan
penilaian.
e)
Meninjau kembali dan memperbaiki
tindakan mengajarnya dalam memilih dan menggunakan metode mengajar
f)
Mengulang kembali bahan pengajaran
yang belum di kuasai para siswa sebelum melanjutkan dengan bahan baru atau
memberi penugasan kepada siswa untuk memperdalam bahan yang belum di kuasainya.
3)
Untuk memastikan bahwa penilaian formatif berjalan
efektif, maka perlu melakukan prosedur berikut :
a.
Menentukan materi pengajaran
Guru perlu menentukan materi pengajaran yang harus
diselesaikan dalam satu tahun akademik. Langkah yang terbaik ialah menyusun
materi instruksional berdasarkan tingkat kompleksitas. Sebelum beralih ke
materi lain, guru perlu mengadakan ujian formatif untuk menilai penguasaan
pelajaratas materi yang telah diajar.
b.
Menentukan aspek dan tahap penguasaan
Guru perlu
menentukan aspek-aspek tertentu bagi setiap materi pengajaran yang perlu
dikuasai pelajar. Setelah aspek-aspek ditentukan, maka guru perlu pula
menentukan tingkat penguasaan pelajar terhadap aspek-aspek yang ditentukan itu.
Misalnya, apabila 75% hingga 85% pelajar menguasai suatu materi, maka dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan siswa telah menguasai materi dimaksud.
c.
Mengaitkan komponen-komponen materi pengajaran
Guru perlu
menyusun komponen-komponen yang terdapat dalam setiap materi pengajaran
berdasarkan taksonomi objektif pengajaran.
d.
Menyusun soal ujian
Penyusun naskah
soal ujian berdasarkan materi yang telah diajarkan.
e.
Menyiapkan langkah-langkah tindak lanjut
Ketika siswa
masih lemah dalam suatu materi, sebagai tindakan susulan, guru perlu mengulang
semua materi, atau mengubah pendekatan pengajaran agar pelajar dapat menguasai
materi tersebut.
4)
Teknik yang
digunakan sebagai penilaian formatif
Teknik-teknik tersebut dapat dibagi ke dalam tipe
tertulis dan tidak tertulis sebagai berikut.
Tertulis :
a.
Ujian
b.
Esai
c.
Portofolio
d.
Penilaian Mandiri
Tidak Tertulis:
a.
Pertanyaan
b.
Observasi
c.
Wawancara/konferensi
d.
Presentasi
5)
Contoh
Penilaian Formatif
Misalnya, ketika guru sedang mengajar, guru tersebut
mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mengecek atau
mendapatkan informasi apakah siswa telah memahami apa yang telah diterangkan
guru. Jika ternyata masih banyak siswa yang belum mengerti, maka tindakan guru
selanjutnya ialah menambah atau memperbaiki cara mengajarnya sehingga
benar-benar dapat diserap oleh siswa.
Dari contoh tersebut, jelas bahwa penilaian formatif
tidak hanya berbentuk tes tertulis dan hanya pada akhir pelajaran, tetapi dapat
pula berbentuk pertanyaan-pertanyaan lisan atau tugas-tugas yang diberikan
selama pelajaran berlangsung ataupun sesudah pelajaran selesai. Dalam hubungan
ini maka proses dan post-tes yang bisaa dilakukan dalam sistem pelajaran
termasuk dalam penilaian formatif.
B.
PENILAIAN SUMATIF
1) Pengertian Penilaian sumatif
Penilaian
sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu
yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke
unit berikutnya. Winkel
mendefinisikan penilaian sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu
periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran
yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu
bidang studi.
Penilaian
sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran
selesai diberikan. Dengan kata lain penilaian yang dilaksanakan setelah seluruh
unit pelajaran selesai diajarkan. Adapun tujuan utama dari penilaian sumatif
ini adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik
setelah mereka menempuh program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23) Seperti halnya
penilaian formatif yang dikatakan Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi dalam bukunya “Pengelolaan
Pengajaran”, (Rohani dan Ahmadi, 1991:
176-179),
Jadi,
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan
pada akhir unit program misalnya penilaian yang dilaksanakan pada akhir
caturwulan, akhir semester atau akhir tahun.Tujuan penilaian ini adalah untuk
mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh siswa telah
mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian ini berorientasi
pada produk/hasil. Dan dapat menentukan
hasil yang dicapai peserta didik dalam program tertentu dalam wujud status
keberhasilan peserta didik pada setiap akhir program pendidikan dan pengajaran.
Contohnya: Tes catur wulan,Tes akhir semester, EBTA.
2) Fungsi dan tujuan penilaian sumatif
Fungsi dari penilain sumatif yaitu Untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah
mengikuti program belajar dalam satu semester.
Tujuan penilaian sumatif yaitu Untuk mengetahui taraf hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik setelah melakukan program pembeljaran dalam satu
semester, akhirtauhn atau akhir program pembelajaran pada suatu unit
pendidikan tertentu.
3) Manfaat
evaluasi sumatif :
Ada beberapa
manfaat tes sumatif, dan 3 diantaranya yang terpenting adalah :
a.
Untuk nenentukan nilai.
b.
Untuk menentukan seorang anak dapat
atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya. Dalam
kepentingan seperti ini maka tes sumatif berfungsi sebagai tes prediksi.
c.
Untuk mengisi catatan kemajuan
belajar siswa yang akan berguna bagi orang tua siswa, pihak bimbingan dan
penyuluhan di sekolah serta pihak-pihak lain apabila siswa tersebut akan pindah
ke sekolah lain, akan melanjutkan belajar atau akan memasuki lapangan kerja
C.
PENILAIAN DIAGNOSTIK
1. Pengertian Penilaian
Diagnostik.
Penilaian diagnostik adalah penilaian
yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa serta faktor-faktor
penyebabnya. Pelaksanaan penilaian semacam ini biasanya bertujuan untuk
keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-dasus dan
lain-lain. Soal-soalnya
disusun sedemikian rupa agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang
dihadapi oleh para siswa.
Apabila
alat yang digunakan dalam penilaian
cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui
kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi
dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada
siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab
kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.
2. Fungsi dan
Tujuan Penilaian Diagnostik.
Fungsi Penilaian Diagnostik yaitu Untuk mengetahui
masalah-masalah yang diderita atau mengganggu peserta didik, sehingga peserta
didik mengalami kesulitan, hambatan, atau gangguan ketika mengikuti program
pembelajaran dalam suatu bidang study. Kesulitan peserta didik tersebut
diusahakan pemecahannya.
Tujuan Penilaian Diagnostik yaitu Untuk membantu
kesulitan atau mengatasi hambatan yang dialami peserta didik waktu mengikuti
kegiatan pembelajaran pada suatu bidang study atau keseluruhan program
pembelajaran.
3. Aspek-aspek
yang dinilai dalam melakukan penilaian diagnostik dan waktu pelaksanaannya
Aspek-aspek yang dinilai yaitu hasil belajar yang
diperoleh murid, latar belakang kehidupannya, serta semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.
Waktu pelaksanaan Pelaksanaan tes diagnostik ini,
sesuai dengan keperluan pembinaan dari suatu lembaga pendidikan, dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan para peserta didiknya.
D.
PENILAIAN SELEKTIF
1. Pengertian Penilaian Selektif
Penilaian selektif adalah penilaian yang dilaksanakan
dalam rangka menyeleksi atau menyaring. Memilih siswa untuk mewakili sekolah
dalam lomba-lomba tertentu termasuk jenis penilaian selektif. Untuk kepentingan
yang lebih luas penilaian selektif misalnya seleksi penerimaan mahasiswa baru
atau seleksi yang dilakukan dalam rekrutmen tenaga kerja.
2. Tujuan Penilaian Selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara
untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu
sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain:
a)
Untuk memilih siswa yang dapat
diterima di sekolah tertentu.
b)
Untuk memilih siswa yang dapat naik
ke kelas atau tingkat berikutnya.
c)
Untuk memilih siswa yang seharusnya
mendapatkan beasiswa.
d)
Untuk memilih siswa yang sudah
berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
E.
PENILAIAN PENEMPATAN
1. Pengertian Penilaian Penempatan
Penilaian
penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan
prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar
seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu.
Dengan perkataan lain, penilaian ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk
menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa, dan penilaian dilaksanakan bilamana ada kebutuhan
untuk menempatkan setiap murid pada program pendidikan / program belajar
mengajar yang sesuai dengan kemampuannya.
2. Fungsi dan Tujuan Penilaian
Penempatan
Fungsi Penilaian Penempatan yaitu Untuk
mengetahui keadaan peserta didik sepintas lalu termasuk keadaan seluruh
pribadinya., peserta didik tersebut ditempatkan pada posisinya. Umapamanya
peserta didik berbadan kecil jangan di tempatkan di belakang, tapi
sebaiknya di depan agar tidak mengalami kesulitan dalam PBM.
Tujuan Penilaian
Penempatan yaitu
a)
Untuk menempatkan peserta didik pada
tempatnya yang sebenar-benarnya berdasarkan bakat, minat, kemampuan,
kesanggupan, serta keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak
mengalami hambatan dalam mengikuti pelajaran atau setap program bahan yang
disajikan guru
b)
Memahami kemampuan belajar murid ,
sehingga dengan pemahaman itu guru dapat menempatkan murid dalam situasi
belajar mengajar yang tepat baginya.
Contohnya:Tes
untuk penjurusan IPA atau IPS
Untuk bentuk essay perlu dipertimbangkan berat
ringannya di antara item soal tes yang didasarkan pada tingkat katagori aspek
yang diungkap maupun lingkup bahan yang digunakan untuk mengungkap aspek itu.
Untuk tes objective yang jelas / ragam soalnya sama /
seragam untuk seperangkat tes , cara memberi nilainya lebih mudah dibanding
dengan seperangkat tes objective yang jenis / ragam tesnya berbeda. Bila
ragamnya berbeda maka dalam memberikan nilai terakir untuk setiap individu
harus didasarkan pada bobot berat ringannya soaldalam hal ini ragam tes.
3.
Aspek-aspek yang dinilai dan waktu
pelaksanaan Penilaian Penempatan
Aspek-aspek
yang dinilai meliputi keadaan fisik dan psikologi, bakat, kemampuan,
pengetahuan, pegalaman keterampilan, sikap, dan aspek-aspek lain yang dianggap
perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik selanjutnya. Kemungkinan
penilaian ini dapat juga dilakukan setelah peserta didik mengikuti
pelajaran selama satu semester, satu tahun sesuai dengan maksud lembaga
pendidikan yang bersangkutan.
Waktu
pelaksanaan Penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik
menduduki kelas tertentu sewaktu penerimaan murid baru atau setelah naik kelas
pada saat memilih jurusan.
sumber :
Nasution, noehi. Adi suryanto. 2008. Evaluasi pengajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar