Sabtu, 27 Agustus 2016

jenis-jenis penilaian dalam asessment



JENIS-JENIS PENILAIAN DALAM ASSESMENT
A.     PENILAIAN FORMATIF
1)      Pengertian Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah penilaian hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti “bentuk”. (Sudijono, 2005 : 71)
Penilaian formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan. Di sekolah-sekolah penilaian formatif ini biasa dikenal dengan istilah “ulangan harian”. Materi dari penilaian formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas butir-butir soal, baik yang termasuk kategori mudah maupun yang termasuk kategori sukar (Sudijono, 2005 : 71). Penilaian Formatif juga berguna dalam menganalisis materi pembelajaran, dan prestasi belajar siswa, dan efektifitas guru Wally Guyot (1978)
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwasannya penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar atau setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/ topik agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai.

2)      Tujuan, Fungsi dan Manfaat Tes Formatif
(a)   Tujuan Penilaian Formatif
1.      Penilaian formatif adalah mengetahui sejauh mana program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahui hambatan dan hal-hal yang menyebabkan program tidak lancar, pengambilan keputusan secara dini dapat mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program.
2.      Untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu produk atau program.


(b)   Fungsi Penilaian Formatif
1.      Fungsi utama dari penilaian formatif adalah untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar, dengan demikian dapat dipakai untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
2.      Untuk mengetahui masalah dan hambatan kegiatan belajar mengajar termasuk metode belajar dan pembelajaran yang digunakan guru, kelemahan dan kelebihan seorang siswa.
3.      Untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan atau rencana pembelajaran.

(c)    Manfaat Penilaian Formatif
1.      Bagi Siswa
a)      Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh.
b)      Merupakan penguatan bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa penilaian yang dikerjakan sudah menghasilkan skor yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan, maka siswa merasa mendapat “anggukan kepala” dari guru, dan ini merupakan suatu tanda bahwa apa yang sudah dimiliki merupakan pengetahuan yang benar. Dengan demikian maka pengetahuan itu akan bertambah membekas diingatan. Disamping itu tanda keberhasilan suatu pelajaran akan memperbesar motivasi siswa untuk belajar lebih giat, agar dapat mempertahankan nilai yang sudah baik itu atau memperoleh lebih baik itu.
c)      Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah melakukan tes siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya. Sehingga siswa mengetahui bab mana yang dirasa belum dikuasainya. Dengan demikian ada motivasi untuk meningkatkan penguasaan.
d)     Sebagai diagnosa. Bahwa pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan serangkaian pengetahuan dan ketrampilan. Dengan mengetahui hasil penilaian formatif, siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit.



2.      Manfaat bagi guru
a)      Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pula apakah guru itu harus menggantikan cara menerangkan (strategi mengajar) atau tetap dapat menggunakan cara (strategi) yang lama.
b)      Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa. Apabila bagian yang belum dikuasai kebetulan merupakan bahan prasyarat bagi bagian pelajaran yang lain, maka bagian itu harus diterangkan lagi, dan barangkali memerlukan cara atau media lain untuk memperjelas. Apabila bahan ini tidak diulangi, maka akan mengganggu kelancaran pemberian bahan pelajaran selanjutnya, dan siswa akan semakin tidak dapat menguasainya
c)      Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.
d)     Memperbaiki program pengajaran atau satuan pelajaran di masa mendatang, terutama dalam merumuskan tujuan intruksional, organisasi bahan. Kegiatan belajar-mengajar dan pertanyaan penilaian.
e)      Meninjau kembali dan memperbaiki tindakan mengajarnya dalam memilih dan menggunakan metode mengajar
f)       Mengulang kembali bahan pengajaran yang belum di kuasai para siswa sebelum melanjutkan dengan bahan baru atau memberi penugasan kepada siswa untuk memperdalam bahan yang belum di kuasainya.

3)      Untuk memastikan bahwa penilaian formatif berjalan efektif, maka perlu melakukan prosedur berikut :
a.       Menentukan materi pengajaran
Guru perlu menentukan materi pengajaran yang harus diselesaikan dalam satu tahun akademik. Langkah yang terbaik ialah menyusun materi instruksional berdasarkan tingkat kompleksitas. Sebelum beralih ke materi lain, guru perlu mengadakan ujian formatif untuk menilai penguasaan pelajaratas materi yang  telah diajar.
b.      Menentukan aspek dan tahap penguasaan
Guru perlu menentukan aspek-aspek tertentu bagi setiap materi pengajaran yang perlu dikuasai pelajar. Setelah aspek-aspek ditentukan, maka guru perlu pula menentukan tingkat penguasaan pelajar terhadap aspek-aspek yang ditentukan itu. Misalnya, apabila 75% hingga 85% pelajar menguasai suatu materi, maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa telah menguasai materi dimaksud.
c.       Mengaitkan komponen-komponen materi pengajaran
Guru perlu menyusun komponen-komponen yang terdapat dalam setiap materi pengajaran berdasarkan taksonomi objektif pengajaran.
d.      Menyusun soal ujian
Penyusun naskah soal ujian berdasarkan materi yang telah diajarkan.
e.       Menyiapkan langkah-langkah tindak lanjut
Ketika siswa masih lemah dalam suatu materi, sebagai tindakan susulan, guru perlu mengulang semua materi, atau mengubah pendekatan pengajaran agar pelajar dapat menguasai materi tersebut.

4)      Teknik yang digunakan sebagai penilaian formatif
Teknik-teknik tersebut dapat dibagi ke dalam tipe tertulis dan tidak tertulis sebagai berikut.
Tertulis :
a.       Ujian
b.      Esai
c.       Portofolio
d.      Penilaian Mandiri
Tidak Tertulis:
a.       Pertanyaan
b.      Observasi
c.       Wawancara/konferensi
d.      Presentasi

5)      Contoh Penilaian Formatif
Misalnya, ketika guru sedang mengajar, guru tersebut mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mengecek atau mendapatkan informasi apakah siswa telah memahami apa yang telah diterangkan guru. Jika ternyata masih banyak siswa yang belum mengerti, maka tindakan guru selanjutnya ialah menambah atau memperbaiki cara mengajarnya sehingga benar-benar dapat diserap oleh siswa.
Dari contoh tersebut, jelas bahwa penilaian formatif tidak hanya berbentuk tes tertulis dan hanya pada akhir pelajaran, tetapi dapat pula berbentuk pertanyaan-pertanyaan lisan atau tugas-tugas yang diberikan selama pelajaran berlangsung ataupun sesudah pelajaran selesai. Dalam hubungan ini maka proses dan post-tes yang bisaa dilakukan dalam sistem pelajaran termasuk dalam penilaian formatif.


B.     PENILAIAN SUMATIF
1)      Pengertian Penilaian sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan penilaian sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran selesai diberikan. Dengan kata lain penilaian yang dilaksanakan setelah seluruh unit pelajaran selesai diajarkan. Adapun tujuan utama dari penilaian sumatif ini adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23) Seperti halnya penilaian formatif yang dikatakan Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi dalam bukunya “Pengelolaan Pengajaran”, (Rohani dan Ahmadi, 1991: 176-179),
Jadi, Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program misalnya penilaian yang dilaksanakan pada akhir caturwulan, akhir semester atau akhir tahun.Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil. Dan dapat menentukan hasil yang dicapai peserta didik dalam program tertentu dalam wujud status keberhasilan peserta didik pada setiap akhir program pendidikan dan pengajaran. Contohnya: Tes catur wulan,Tes akhir semester, EBTA.


2)      Fungsi dan tujuan penilaian sumatif
Fungsi dari penilain sumatif yaitu Untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah mengikuti program belajar dalam satu semester.  
Tujuan penilaian sumatif yaitu Untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan program pembeljaran dalam satu semester, akhirtauhn atau akhir  program pembelajaran pada suatu unit pendidikan tertentu.

3)      Manfaat evaluasi sumatif :
Ada beberapa manfaat tes sumatif, dan 3 diantaranya yang terpenting adalah :
a.       Untuk nenentukan nilai.
b.      Untuk menentukan seorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya. Dalam kepentingan seperti ini maka tes sumatif  berfungsi sebagai tes prediksi.
c.       Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi orang tua siswa, pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah serta pihak-pihak lain apabila siswa tersebut akan pindah ke sekolah lain, akan melanjutkan belajar atau akan memasuki lapangan kerja

C.    PENILAIAN DIAGNOSTIK
1.      Pengertian Penilaian Diagnostik.
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa serta faktor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan penilaian semacam ini biasanya bertujuan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-dasus dan lain-lain. Soal-soalnya disusun sedemikian rupa agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.
Apabila alat  yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.


2.      Fungsi dan Tujuan Penilaian Diagnostik.
Fungsi Penilaian Diagnostik yaitu Untuk mengetahui masalah-masalah yang diderita atau mengganggu peserta didik, sehingga peserta didik mengalami kesulitan, hambatan, atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran dalam suatu bidang study. Kesulitan peserta didik tersebut diusahakan pemecahannya.
Tujuan Penilaian Diagnostik yaitu Untuk membantu kesulitan atau mengatasi hambatan yang dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran pada suatu bidang study atau keseluruhan  program pembelajaran.

3.      Aspek-aspek yang dinilai dalam melakukan penilaian diagnostik dan waktu pelaksanaannya
Aspek-aspek yang dinilai yaitu hasil belajar yang diperoleh murid, latar  belakang kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan  pembelajaran.
Waktu pelaksanaan Pelaksanaan tes diagnostik ini, sesuai dengan keperluan pembinaan dari suatu lembaga pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan para peserta didiknya.

D.    PENILAIAN SELEKTIF
1.      Pengertian Penilaian Selektif
Penilaian selektif adalah penilaian yang dilaksanakan dalam rangka menyeleksi atau menyaring. Memilih siswa untuk mewakili sekolah dalam lomba-lomba tertentu termasuk jenis penilaian selektif. Untuk kepentingan yang lebih luas penilaian selektif misalnya seleksi penerimaan mahasiswa baru atau seleksi yang dilakukan dalam rekrutmen tenaga kerja.

2.      Tujuan Penilaian Selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain:
a)      Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b)      Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
c)      Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa.
d)     Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.

E.     PENILAIAN PENEMPATAN
1.      Pengertian Penilaian Penempatan
Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa, dan penilaian dilaksanakan bilamana ada kebutuhan untuk menempatkan setiap murid pada program pendidikan / program belajar mengajar yang sesuai dengan kemampuannya.

2.      Fungsi dan Tujuan Penilaian Penempatan
Fungsi Penilaian Penempatan yaitu Untuk mengetahui keadaan peserta didik sepintas lalu termasuk keadaan seluruh pribadinya., peserta didik tersebut ditempatkan pada posisinya. Umapamanya  peserta didik berbadan kecil jangan di tempatkan di belakang, tapi sebaiknya di depan agar tidak mengalami kesulitan dalam PBM.
Tujuan Penilaian Penempatan yaitu
a)      Untuk menempatkan peserta didik pada tempatnya yang sebenar-benarnya berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan dalam mengikuti pelajaran atau setap program bahan yang disajikan guru
b)      Memahami kemampuan belajar murid , sehingga dengan pemahaman itu guru dapat menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat baginya.
Contohnya:Tes untuk penjurusan IPA atau IPS
Untuk bentuk essay perlu dipertimbangkan berat ringannya di antara item soal tes yang didasarkan pada tingkat katagori aspek yang diungkap maupun lingkup bahan yang digunakan untuk mengungkap aspek itu.
Untuk tes objective yang jelas / ragam soalnya sama / seragam untuk seperangkat tes , cara memberi nilainya lebih mudah dibanding dengan seperangkat tes objective yang jenis / ragam tesnya berbeda. Bila ragamnya berbeda maka dalam memberikan nilai terakir untuk setiap individu harus didasarkan pada bobot berat ringannya soaldalam hal ini ragam tes.
3.      Aspek-aspek yang dinilai dan waktu pelaksanaan Penilaian Penempatan
Aspek-aspek yang dinilai meliputi keadaan fisik dan psikologi, bakat, kemampuan, pengetahuan, pegalaman keterampilan, sikap, dan aspek-aspek lain yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik selanjutnya. Kemungkinan  penilaian ini dapat juga dilakukan setelah peserta didik mengikuti pelajaran selama satu semester, satu tahun sesuai dengan maksud lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Waktu pelaksanaan Penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik menduduki kelas tertentu sewaktu penerimaan murid baru atau setelah naik kelas pada saat memilih jurusan.






sumber :

Nasution, noehi. Adi suryanto. 2008. Evaluasi pengajaran. Jakarta: Universitas Terbuka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar